Kewirausahaan
yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship
berasal dari Bahasa Perancis secara yang diterjemahkan harfiah adalah
perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan
unsur cipta, rasa dan karsa serta karya atau mampu menggabungkan unsur
kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi
maksimal.
Kewirausahaan
berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau
pahlawan yang berbuat sesuatu.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
mengadakan produk baru, mengatur permodalan kecil.
Nomor
961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
a. Wirausaha adalah
orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan operasinya serta
memasarkannya.Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusahaan kemampuan kewirausahaan.
b. Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan
cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar.
Jadi wirausaha itu
mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala
kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap
mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.
Wirausahawan
menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk
tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang
signifikan dan sumber daya yang diperlukan. Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI)
mendefinisikan wirausahawan sebagai “orang yang pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya.
Sedangkan,
Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif,
yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai
sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan
peluang-peluang dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian –
pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki dan mampu berpikir
kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru. Seorang
wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan tambahan yang
tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki manajemen yang
lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang didefinisikan secara
jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada dari kewenangan formal.
Sikap
wirausaha ciri dan sifat watak seorang wirausahawan, dapat kita identifikasi
sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari,
sebagai berikut:
a.
Disiplin dalam
melaksanakan kegiatannya, seseorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan
yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen
wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat
menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja
dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang
dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang
dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan
terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan
wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut
akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi
terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan
kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan
kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
b.
Komitmen tinggi adalah
kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap
dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang
wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif
(berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat
dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan
dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain
terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan,
penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang
teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata
konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya
tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
c.
Kejujuran merupakan
landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran
dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk
(barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan,
kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai
segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan
olehwirausahawan.
d.
Kreatif dan Inovatif untuk
memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya
kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh
cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan
produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif
umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali
ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha
awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya
mustahil.
e.
Mandiri Seseorang
dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan
baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau
bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan
dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh
seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap
mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
f.
Realistis seseorang
dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun
tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi
tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan
tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan
bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap
masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Secara
sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambilresiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa
diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalamkondisi tidak pasti.
Kewirausahaan
pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru
sepertimesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan
dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaan bukan tujuan utama.
Karakteristik seorang wirausahawan menurut Mc Clelland, adalah sebagai berikut:
Karakteristik seorang wirausahawan menurut Mc Clelland, adalah sebagai berikut:
a.
Bertanggung jawab dalam
penggunaan sumber daya maupun tanggung jawab dalam berwirausaha (harus mawas
diri)
b.
Selalu berambisi mencari
peluang agar bisa mencapai tujuan. Pencapaian tujuan tetap musti ada peluang.
c.
Tahan terhadap resiko dan
dalam ketidakpastian. Wirausaha harus mentransfer resiko itu ke tempat yang
lain.
d.
Anda musti percaya diri,
harus optimis atas kemampuannya untuk menjadi berhasil.
e.
Kreatifitas
f.
Kita musti memberikan
umpan balik dan belajar dari kegagalan.
g.
Berorientasi pada hasil di
masa depan.
h.
Kemampuan dalam
kepemimpinan, wirausaha harus terus maju.
i.
Belajar dari kegagalan.
j.
Menggunakan kekuatan
penuh.
Karakteristik
seorang wirausahawan menurut Mc Clelland dengan n Ach tinggi, adalah sebagai
berikut:
a. Lebih
banyak dimiliki oleh golongan menengah ke atas.
b. Memiliki
memori yang lebih baik pada tugas.
c. Lebih
aktif di kegiatan kampus dan sosial.
d. Lebih
resisten terhadap tekanan sosial.
e. Pekerja
keras.
3 kebutuhan dasar
yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland yaitu:
1. Kebutuhan untuk
berprestasi (nAch)
n-ACH adalah
motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi
tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang,
dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari
lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
2. Kebutuhan untuk
berafiliasi (n Afil)
Kebutuhan untuk
Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk
berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan
keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap
persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang
tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang
tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi
karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam
bekerja atau mengelola organisasi.
3. Kebutuhan untuk
berkuasa (n Pow)
Kebutuhan akan
Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang
lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak
akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
Keingintahuan
dan minat pada apa yang terjadi didunia merangsang orientasi eksternal. Para
wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Sumber gagasan yang baru
tersebut adalah :
a. Konsumen
Kita
bisa mendapatkan ide usaha baru dari konsumen, yaitu dengan mencoba memenuhi
kebutuhan mereka yang mungkin belum terpenuhi oleh produk atau jasa yang telah
ada.
b. Perusahaan yang
sudah ada
Kita
bisa melakukan pengamatan terhadap usaha-usaha yang kira-kira bisa diterima
oleh pasar dan melakukan modifikasi atas usaha tersebut sehingga punya
keunggulan yang lebih.
c. Saluran
distribusi
Kita
juga bisa mendapatkan ide usaha/produk baru dari saluran distribusi karena
merekalah yang langsung berhubungan dengan konsumen sehingga biasanya lebih
paham tentang keinginan konsumen.
d. Pemerintah
Ide
usaha bisa di dapat dari berbagai macam peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
e. Penelitian dan
pengembangan
Ide
usaha baru seringkali didapat dari hasil penelitian dan pengembangan yang
berhasil menemukan produk baru.
Analisa
pulang pokok (break event point) adalah teknik untuk menentukan
seberapa banyak satuan yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan
yang harus dicapai agar tercapai posisi pulang pokok (tidak rugi tidak untung).
Selain itu, analisa pulang pokok juga adalah proses menghasilkan informasi yang
mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan
berbagai tingkat produksi.
Analisa pulang pokok umumnya terdiri
dari refleksi, pembahasan, pertimbangan dan pembuatan keputusan relatif
terhadap 7 unsur pokok. Masing-masing unsur dan definisinya adalah sebagai
berikut:
1. Biaya tetap
Biaya
tetap adalah pengeluaran yang diadakan oleh generasi tanpa melihat jumlah
produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya tetap adalah pajak tanah,
pemeliharaan bangunan, pengeluaran untuk bunga pada uang yang dipinjam untuk
membiayai pembelian peralatan.
2. Biaya variabel
Biaya
vaiabel adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang
dihasilkan. Contoh dari biaya variabel adalah biaya pembunkusan produk, biaya
bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat produk, biaya yang berkaitan dengan
pembungkusan produk untuk dikapalkan.
3. Biaya total
Biaya
total adalah total biaya total dan biaya variabel yang berkaitan dengan
produksi.
4. Pendapatan total
4. Pendapatan total
Pendapatan
total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan
produk. Sesungguhnya pendapatan total meningkat ketika lebih banyak produk yang
terjual.
5. Keuntungan
Keuntungan
didefinisikan sebagai jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari
produksi barang yang dijual.
6. Kerugian
Kerugian
adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang
diperoleh dari penjualan barang tersebut.
7. Titik pulang
pokok
Titik
pulang pokok didefinisikan sebagai situasi di mana pendapatan total organisasi
sama dengan biaya totalnya; organisasi hanya memperoleh pendapatan yang hanya
cukup untuk menutupi biaya-biayanya. Perusahaan tidak mendapatkan keuntungan
maupun tidak mengalami kerugian.
Pembagian
kepemilikan perusahaan terdiri atas beberapa jenis. Dibawah ini penjelasan
pembagian kepemilikan perusahaan:
a.
Perusahaan perseorangan.
Perusahaan
perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang.
Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta
perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus
menanggung seluruh kerugian itu.
b.
Persekutuan.
Persekutuan
adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan
perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan,
setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas
harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan
komanditer dan firma.
c.
Perseroan.
Perseroan
adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh
dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta
perusahaan.
d.
Koperasi.
Koperasi
adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk
mensejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan
badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas
ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa
koperasi.
Proses
seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan
apakah pelamar diterima atau tidak. Langkah-langkah ini mencakup pemaduan
kebutuhan-kebutuhan kerja pelamar dan organisasi. Dalam banyak departemen
personalia, penarikan dan seleksi digabungkan dan disebut Employment function.
Proses
seleksi adalah pusat manajemen personalia. Analisa jabatan, perencanaan sumber
daya manusia, dan penarikan dilakukan terutama untuk membantu seleksi
personalia.
Para manajer
personalia menggunakan proses seleksi untuk mengambil keputusan penerimaan
karyawan baru. Proses seleksi tergantung pada tiga masukan penting. Informasi
analisis jabatan memberikan deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan
standar-standar prestasi yang diisyaratkan jabatan. Rencana-rencana sumber daya
manusia memberitahukan kepada manajer personalia bahwa ada lowongan pekerjaan.
Akhirnya, penarikan agar manajer personalia mendapatkan sekelompok orang yang
akan dipilih. Ketiga masukan ini sangat menentukan efektivitas proses seleksi. Disamping
itu, manajer personalia harus menghadapi paling tidak tiga tantangan, yaitu
tantangan-tantangan suplai, ethis dan organisasional. Berbagai tantangan ini
sering menjadi kendala proses seleksi.
a.
Tantangan-tantangan Suplai
Semakin besar
jumlah pelamar yang “qualified” maka akan semakin mudah bagi departemen
personalia untuk memilih karyawan baru yang berkualitas. Dalam kenyataannya,
banyak lowongan jabatan, seperti kebutuhan manajer profesional sekarang ini,
sangat sulit dipenuhi. Keterbatasan suplai tersebut menyebabkan organisasi
tidak leluasa memilih calon karyawan terbaik.
b.
Tantangan-tantangan Ethis
Penerimaan karyawan
baru karena hubungan keluarga, pemberian komisi dan kantor penempatan tenaga
kerja, atau karena suap, semuanya merupakan tantangan bagi pengelola
organisasi. Bila standar-standar ethis ini dilanggar, karyawan baru mungkin
dipilih secara tidak tepat.
c.
Tantangan-tantangan
Organisasional
Proses seleksi
bukan merupakan tujuan akhir, tetapi prasarana dengan mana organisasi berupaya
untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasarannya. Secara alamiah, organisasi
menghadapi keterbatasan-keterbatasan, seperti anggaran atau sumber daya lainnya
yang mungkin akan membatasi proses seleksi. Disamping itu, berbagai
strategi, kebijaksanaan dan taktik organisasi juga merupakan batasan-batasan.
Langkah-langkah
dalam proses seleksi
Departemen
personalia dapat menggunakan berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan
pelamar dengan spesifikasi jabatan. Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang
biasa digunakan paling tidak terdiri dari tujuah langkah. Bagi pelamar yang
berasal dari suplai internal, kadang-kadang tidak perlu melalui beberapa
langkah, seperti penerimaan pendahuluan, pemeriksaan referensi atau evaluasi
medis (kesehatan).
Langkah-langkah
Dalam Proses Seleksi
Langkah 1
Penerimaan Pendahuluan
Proses
seleksi merupakan jalur dua arah. Organisasi memilih para karyawan dan para
pelamar memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar ke
kantor personalia atau dengan permintaan tertulis untuk aplikasi.
Bila pelamar datang
sendiri, wawancara pendahuluan dapat dilakukan. Ini akan sangat membantu dalam
upaya menghilangkan kesalahapahaman dan menghindarkan pencarian informasi dari
sumber tidak resmi (“jalan belakang”).
Langkah 2 Tes
Penerimaan
Tes-tes
penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang relatif obyektif
tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan para pelamar lainnya dan para
karyawan sekarang. Tes-tes penerimaan merupakan berbagai peralatan bantu yang
menilai kemungkinan padunya antara kemampuan, pengalaman dan kepribadian
pelamar dan persyaratan jabatan.
Agar
tes dapat meloloskan para pelamar yang tepat, maka ia harus valid. Validitas
berarti bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan yang berarti (signifikan) dengan
prestasi kerja atau dengan kriteria-kriteria relevan lainnya.
Berbagai Peralatan
Tes
Ada
bermacam-macam jenis tes penerimaan. Setiap tipe tes mempunyai kegunaan yang
terbatas, dan mempunyai tujuan yang berbeda. Secara ringkas, berbagai tipe tes
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tes-tes Psikologis
(Psychological Test)
- Test
kecerdasan (intelligence test) : Yang
menguji kemampuan mental pelamar dalam hal daya pikir secara menyeluruh dan
logis.
- Test
kepribadian (personality test) :
Dimana hasilnya akan mencerminkan kesediaan bekerja sama, sifat kepemimpinan
dan unsur-unsur kepribadian lainnya.
- Test bakat (aptitude test) : Yang mengukur kemampuan
potensial pelamar yang dapat dikembangkan
- Test minat (interest test) : Yang mengatur
antusiasme pelamar terhadap suatu jenis pekerjaan.
- Tes prestasi
(achievement test) : Yang mengukur
kemampuan pelamar sekarang
2. Tes-tes
Pengetahuan (Knowledge Tests) : Yaitu
bentuk tes yang menguji informasi atau pengetahuan yang dimiliki para pelamar.
Pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan
pekerjaan
3. Performance Tests : Yaitu bentuk tes
yang mengukur kemampuan para pelamar untuk melaksanakan beberapa bagian
pekerjaan yang akan dipegangnya. Sebagai contoh, tes mengetik untuk calon
pengetik.
Selain
harus feasible penggunaan tes juga
harus fleksibel. Hasil tes tidak selalu merupakan langkah pertama atau terakhir
dalam proses seleksi. Akhirnya, tes penerimaan hanya merupakan suatu teknis di
antara berbagai teknik yang digunakan dalam proses seleksi, karena tes hanya
dapat dilakukan terhadap faktor-faktor yang bisa diuji secara mudah. Hal-hal
yang tidak dapat diukur melalui pengujian mungkin sama pentingnya.
Langkah 3 Wawancara
seleksi
Wawancara
seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi
hal dapat diterimanya atau tidak (acceptability) seorang pelamar. Pewawancara
(interviewer) mencari jawab dua pertanyaan umum. Dapatkah pelamar melaksanakan
pekerjaan? Bagaimana kemampuan pelamar dibandingkan dengan pelamar lain?
Wawancara
mempunyai tingkah fleksibilitas tinggi, karena dapat diterapkan baik terhadap
para calon karyawan manajerial atau operasional, berketerampilan tinggi atau
rendah, maupun staf. Teknik ini juga memungkinkan pertukaran informasi dua arah
: pewawancara mempelajari pelamar, dan sebaliknya pelamar mempelajari
perusahaan.
Wawancara
seleksi mempunyai dua kelemahan utama : reliabilitas dan validitas.
Bagaimanapun juga teknik wawancara penting dilakukan dalam proses seleksi
karena efektivitasnya dapat dipercaya dan mempunyai fleksibilitas.
Proses Wawancara
Tahap-tahap
proses wawancara meliputi persiapan pewawancara, pengarahan atau penciptaan
hubungan, pertukaran informasi, terminasi dan evaluasi. Setiap tahap harus
dijalani agar wawancara berhasil.
Persiapan
pewawancara
Kegiatan persiapan
ini mencakup penentuan sasaran wawancara, pengembangan berbagai pertanyaan
spesifik yang akan diajukan dalam proses wawancara, penetapan tipe wawancara
dan format pertanyaan, serta pengenalan awal tentang pelamar dengan mempelajari
blanko lamaran. Disamping itu, pewawancara harus mampu menjelaskan tugas-tugas
pekerjaan, standar prestasi, upah dan tunjangan-tunjangan lain, dan
bidang-bidang pekerjaan lainnya.
Pengarahan. Setelah
wawancara dimulai, pewawancara perlu menciptakan hubungan yang relaks dengan
pelamar dan suasana yang “enak”. Tanda kondisi ini pewawancara mungkin tidak
memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas tentang potensi pelamar.
Pertukaran
Informasi
Inti
proses wawancara adalah pertukaran informasi. Untuk membantu menciptakan
hubungan, banyak pewawancara mulai dengan bertanya kepada pelamar bila ada
pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan. Ini menimbulkan komunikasi dua arah
dan memungkinkan pewawancara mulai untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada pelamar.
Terminasi
Bila waktu
wawancara yang tersedia habis, pewawancara perlu memberi isyarat bahwa
wawancara akan segera diakhiri, dalam hal ini sekali lagi komunikasi non verbal
sangat berguna.
Evaluasi
Segera setelah
wawacara berakhir, pewawancara harus mencatat jawaban-jawaban tertentu dan
kesan-kesan umum mengenai pelamar. Penilaian ini dapat menggunakan catatan yang
telah disiapkan secara standar. Penggunaan catatan atau daftar standar akan
meningkatkan reliabilitas wawancara sebagai teknik seleksi.
Kesalahan-kesalahan
Wawancara
Ada berbagai
penyebab kesalahan atau perangkap dalam proses wawancara. Kegagalan untuk
mengatasi penyebab-penyebab kesalahan wawancara akan menurunkan efektivitas
wawancara. Berbagai bentuk kesalahan wawancara secara terinci dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Halo Effect
Kesalahan ini
terjadi bila pewawancara menggunakan informasi terbatas tentang pelamar untuk
berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik lain
pelamar. Contoh, seorang pelamar yang mempunyai senyuman menarik (apalagi
kalau cantik atau ganteng) dan simpatik diperlakukan sebagai calon unggul
sebelum wawancara dimulai.
2. Leading Questions
Kesalahan ini
akibat pewawancara mengirimkan “telegram” jawaban yang diinginkan dengan cara
memberi arah pertanyaan-pertanyaan wawancara.
Contoh, “apakah
saudara setuju bahwa laba adalah penting?”; “apakah saudara akan menyenangi
pekerjaan ini?”.
3. Personal Biases
Kesalahan ini
merupakan hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap kelompok-kelompok
tertentu. Contoh, “saya lebih menyukai personalia penjualan yang berbadan
tinggi”; “ada pekerjaan yang hanya pantas untuk pria dan ada pekerjaan yang
hanya pantas untuk wanita”.
4. Dominasi
Pewawancara
Kesalahan ini
akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk “membual” kepada pelamar,
menyombongkan keberhasilan, atau melakukan percakapan sosial.
Contoh, penggunaan
waktu wawancara untuk menceritakan rencana-rencana perusahaan, penggunaan waktu
wawancara untuk memberitahukan bagaimana pentingnya pekerjaan pewawancara.
Langkah 4
Pemeriksaan Referensi
Bagaimana
tipe pelamar? Apakah pelamar adalah pekerja yang dapat dipercaya? Bagaimana
sifat-sifat atau kepribadian pelamar? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
departemen personalia menggunakan berbagai referensi.
Personal references-tentang
karakter pelamar-biasanya diberikan oleh keluarga atau teman-teman terdekat
yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau diminta perusahaan. Bila referensi
diserahkan secara tertulis, pemberi referensi biasanya hanya menekankan hal-hal
positif. Oleh karena itu, referensi pribadi pada umumnya jarang digunakan.
Employment references
mencakup latar belakang atau pengalaman kerja pelamar. Banyak spesifikasi
personalia bersikap skeptis terhadap referensi-referensi tersebut, karena dalam
kenyatannya organisasi sangat jarang untuk mendapatkan referensi yang benar.
Langkah 3 Evaluasi
Medis
Proses
seleksi ini mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum keputusan penerimaan
karyawan dibuat. Pada umumnya, evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk menunjukkan
informasi kesehatannya. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh dokter diluar
perusahaan maupun oleh tenaga medis perusahaan sendiri. Evaluasi medis
memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya perawatan kesehatan karyawan dan
asuransi jiwa, mendapatkan karyawan yang memenuhi persayaratan kesehatan fisik
untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, atau memperoleh karyawan yang dapat
mengatasi stress fisik dan mental suatu pekerjaan.
Langkah 6 Wawancara
atasan langsung
Atasan
langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang bertanggungjawab atas
para karyawan baru yang diterima. Oleh karena itu, pendapat dan persetujuan
mereka harus diperhatikan untuk keputusan penerimaan final. Penyelia sering
mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi kecakapan teknis pelamar dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari pelamar tentang pekerjaan tertentu secara lebih
tepat. Atas dasar ini banyak organisasi yang memberikan wewenang kepada
penyelia untuk mengambil keputusan penerimaan final.
Komitmen
para penyelia pada umumnya akan semakin besar bila mereka diajak berpartisipasi
dalam proses seleksi. Partisipasi mereka paling baik diperoleh melalui
supervisory interview. Dengan mengajukan serangkaian pertanyaan, penyelia
menilai kecakapan teknis, potensi, kesediaan bekerjasama, dan seluruh kecocokan
pelamar. Wawancara ini berguna sebagai suatu cara efektif untuk meminimumkan
pertukaran karyawan, karena karyawan telah dapat memahami perusahaan dan
pekerjaannya sebelum mereka mengambil keputusan untuk bekerja pada perusahaan.
Langkah 7 Keputusan
Penerimaan
Apakah
diputuskan oleh atasan langsung atau departement personalia, keputusan
penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi. Dari sudut pandangan hubungan
masyarakat (public relations), para pelamar lain yang tidak terpilih harus
diberitahu. Departemen personalia dapat mempertimbangkan lagi para pelamar yang
ditolak untuk lowongan-lowongan pekerjaan lainnya karena mereka telah melewati
berbagai macam tahap proses seleksi.
Hasil Seleksi dan
Umpan Balik
Hasil
akhir proses seleksi adalah orang yang diterima sebagai karyawan baru. Bila
masukan-masukan seleksi diperhatikan dengan seksama dan langkah-langkah dalam
proses seleksi diikuti secara benar, maka para karyawan baru akan merupakan
sumber daya manusia yang produktif. Dan karyawan produktif adalah bukti paling
baik suatu proses seleksi yang efektif.
Untuk
mengevaluasi baik karyawan baru maupun proses seleksi diperlukan umpan balik.
Umpan balik ini mungkin mencakup informasi tentang kepuasan karyawan,
perputaran dan absensi, prestasi kerja, kegiatan serikat kerja, atau sikap
penyelia. Umpan balik yang konstruktif diperoleh melalui diperoleh melalui
serangkaian pertanyaan tertentu. Bagaimana karyawan baru menyesuaikan diri
dengan organisasi? Bersikap terhadap pekerjaan? Terhadap karier dimana pekerjaan
merupakan salah satu komponen? Dan akhirnya, bagaimana karyawan melaksanakan
pekerjaan? Jawaban-jawaban untuk masing-masing pertanyaan tersebut memberikan
umpan balik tentang karyawan baru dan proses seleksi.
No comments:
Post a Comment